Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Triputra PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) menandatangani perjanjian pembiayaan dengan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. terkait fasilitas pembiayaan senilai Rp300 miliar. Dana tersebut akan dipakai ASSA untuk pembelian kendaraan baru yang akan disewakan ke pelanggan.
Sekretaris Perusahaan Adi Sarana Armada Jerry Fandy Tunjungan dalam keterbukaan informasi mengatakan ASSA menerima pembiayaan berjenis fasilitas pembiayaan Line Facility Al-Musyarakah (Reimbursement)-Non Revolving.
“Dana dengan jumlah Rp300 miliar untuk pembelian unit kendaraan baru,” kata dengan demikian diharapkan meningkatkan pendapatan dan kegiatan usaha,” kata Jerry, Jumat (19/8/2022).
Lebih lanjut, dia menyebutkan kendaraan baru yang dibeli nantinya akan disewakan kepada pelanggan. Dengan demikian, pendapatan ASSA diharapkan dapat meningkat dan mendukung perkembangan bisnis.
Induk dari layanan pengiriman barang Anteraja tersebut tercatat membukukan pendapatan sebesar Rp3,17 triliun sepanjang semester I/2022, meningkat 50,25 persen secara year on year (yoy) dibandingkan dengan Rp2,11 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Mayoritas pendapatan ASSA disumbang oleh jasa pengiriman yang sepanjang Januari-Juni 2022 berkontribusi sebesar Rp1,87 triliun atau naik 91,14 persen yoy. Kemudian segmen sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool sebagai kontributor terbesar kedua menyumbang Rp682,75 miliar pada periode ini, naik 8,81 persen secara yoy.
Pada semester I/2022, beban pokok pendapatan ASSA juga meningkat dari Rp1,64 triliun menjadi Rp2,54 triliun. Meski demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat tumbuh 58,04 persen yoy menjadi Rp114,78 miliar, dibandingkan dengan Rp72,62 miliar pada semester I/2021.
Presiden Direktur ASSA Prodjo Sunarjanto pada awal Juli mengatakan perusahaan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sampai Rp1,5 triliun pada 2022. Sebagian besar dana bakal digunakan untuk pengadaan mobil.
“Belanja modal tahun ini kami perkirakan Rp1,3 triliun sampai Rp1,5 triliun dan terbesar digunakan untuk membeli mobil. Sampai Juni ini kami sudah belanjakan Rp715 miliar untuk pengadaan mobil,” kata Prodjo.
Prodjo mengatakan gangguan rantai pasok pada industri otomotif berupa kelangkaan cip atau semikonduktor tidak terlalu berdampak pada pasokan mobil bagi perseroan. Sejauh ini, ASSA memiliki sekitar 28.000 unit mobil untuk disewakan.
“Pembelian mobil oleh ASSA tidak terganggu masalah kelangkaan chip pada rantai pasok otomotif karena kami mendapatkan prioritas dibandingkan dengan pembeli individu,” lanjutnya.
Dia pun tidak mengkhawatirkan dampak yang berpotensi muncul dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Menurutnya, bisnis jasa pengiriman yang dimiliki ASSA bisa meredam penurunan mobilitas akibat kenaikan BBM.
“Ketika BBM naik dan masyarakat mengurangi mobilitas, ada peluang untuk melakukan pembelian melalui layanan daring. Kami rasa bisnis ASSA cukup bagus menghadapi kenaikan BBM,” katanya.
Prodjo mengemukakan kinerja bisnis pengantaran melanjutkan peningkatan di kuartal II/2022, bertepatan dengan momen Ramadan dan Idulfitri. Adi Sarana Armada telah menetapkan target jangka menengah untuk meningkatkan kontribusi segmen bisnis jasa pengiriman.
“Dalam 5 tahun ke depan kami memperkirakan kontribusi terbesar akan datang dari Anteraja. Sehingga bisnis kamo bertransformasi dari rental ke logistik karena porsinya dari sisi top line akan lebih besar, begitu pula kontribusi ke bottom line-nya. Bisnis kami yang mulanya tradisional kini sudah jadi sharing economy dan berbasis teknologi,” kata Prodjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :
Bergabung dan dapatkan analisis informasi ekonomi dan bisnis melalui email Anda.