ADVERTISEMENT
Menyusuri jalur lintas pedalaman Kalimantan tidak hanya diperlukan kendaraan yang memadai saja, namun mental yang kuat juga sangat dibutuhkan oleh para pengemudi. Sebab jalur lintas pedalaman Kalimantan tidak bisa ditebak dan begitu menantang.
Pengemudi mobil rental tim Tapal Batas detikcom, Iqbal, mengatakan ada sejumlah pengalaman yang tidak terlupakan saat menyusuri jalur lintas Kalimantan. Perlu diakui, jalur negara yang membentang dari Pontianak sampai Jagoi Babang terbilang mulus.
Namun jika sudah memasuki jalur pedesaan atau pedalaman jalannya cukup memprihatinkan. Belum lagi kalau melintasinya di malam hari, lampu penerangan jalan yang cukup minim menambah ketegangan tersendiri saat melintasi jalan di pedalaman Kalimantan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Itu pengalaman menyusuri pedalaman Kalimantan yang lewat aja nggak ada cuma kami yang lewat,” kata Iqbal yang merupakan warga Pontianak itu kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Ia menuturkan salah satu pengalaman yang tidak terlupakan yakni ketika mobil yang dikemudikan amblas. Kala itu kondisi jalannya rusak parah dan begitu becek. Ia mencoba berbagai cara namun tidak berhasil. Bahkan mobil yang dikendarai olehnya justru semakin tenggelam ke dalam lumpur.
“Jadi pertamanya amblas, coba maju mundur maju mundur lama-lama (mobil) makin dalam. Amblas setengah body tenggelam (lumpur),” kata Iqbal.
Kejadian itu menurutnya yang terparah selama menjadi pengemudi travel lintas Kalimantan. Ia menganalogikan mobil tersebut layaknya seperti pisang dicelupkan ke coklat.
“Pengalaman itu lah tidur di hutan, mobil itu yang nampak cuma kaca depan saja. Mobil itu kaya pisang dicelupin ke coklat,” jelasnya.
Kendala yang dihadapi olehnya saat menyusuri jalur lintas Kalimantan tidak hanya sebatas itu saja. Ia menuturkan kejadian tersebut memaksa dirinya beserta tamu asal Jakarta menunggu pertolongan di tengah hutan.
Namun sayangnya, sejak jam 1 siang sampai 6 sore sama sekali tidak ada mobil yang melintas. Akhirnya, Iqbal dan tamu pun memutuskan untuk berjalan selama 3 jam ke sebuah perkampungan untuk mencari pertolongan.
“Jalan kaki ke kampung tuh 3 jam dibuntuti anjing kan di hutan. Sampe kampung cari mobil penarik. Tarik mobil itu baru jam 1 malam,” jelasnya.
Baca selengkapnya
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT