Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) saat ini mengalami berbagai macam krisis barang-barang kebutuhan hidup. Krisis itu pun beragam, mulai dari bahan pangan, alat kesehatan, hingga pembalut wanita.
Berikut rangkumannya sebagaimana dikumpulkan oleh CNBC Indonesia, Minggu (12/6/2022):
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1.Saos Pedas
Saos pedas Sriracha mungkin tak begiet terkenal di Indonesia. Namun di AS, ini adalah menu populer.
Ini terungkap dari surat kepada pelanggan yang dibuat produsennya Sriracha Huy Fong Foods. Karena kelangkaan cabal, produksi menjadi terbatas, tak Hanna uituk Sriracha tapi juga saus lain seperti Chili Garlic dan Sambal Oelek.
“Sayangnya, ini di luar kendali kami,” tulis perusahaan itu dikutip dari NBC News.
“Tanpa bahan penting ini, kami tidak dapat memproduksi produk kami,” belas perusahaan lagi tanpa menjelaskan kapan pasokan akan normal.
2.Popcorn
Dalam laporan Wall Street Journal (WSJ), pasokan popcorn di AS mulai ketat di Juni ini. Kemungkinan hal itu akan berlangsung hingga September, kala penduduk sebagian besar melakukan liburan musim panas.
“Pasokan popcorn akan ketat,” kata Kepala Eksekutif Preferred Popcorn, Norm Krug, yang merupakan perusahaan dengan sekitar 150 petani yang memasok bioskop AS.
Hal ini terjadi karena isu rantai pasokan. Mulai dari produksi jagung, kontainer, pengiriman, hingga permintaan.
“Petani tidak ingin menanam jagung karena biayanya yang mahal, sementara yang lain mencoba memberi insentif untuk menanamnya dengan biaya lebih tinggi,” tulis WSJ.
“Karena ini, ada kemungkinan bahwa jagung akan diproduksi lebih sedikit daripada tahun-tahun sebelumnya.”
Bukan hanya itu, kantong kertas yang digunakan di bioskop untuk popcorn, yang memiliki lapisan khusus untuk menjaga agar minyak mentega tidak masuk, juga kini terganggu pasokannya. Persediaannya disebut terbatas.
“Beberapa bioskop juga melihat wadah plastik atau logam sebagai alternatif tetapi pada akhirnya akan lebih mahal dalam jangka panjang,” kata Direktur Penjualan untuk Goldenlink Amerika Utara, Neely Schiefelbein.
3.Tampon
Tampon, sejenis pembalut wanita, yang biasa dipakai di AS, kini juga langka. Hal ini dilaporkan TIME.
Chief Financial Officer (CFO) Tampax Procter & Gamble, perusahaan pembuat tampon, Andre Schulten, menyebutkan sulitnya mencari bahan baku. Belum lagi proses pengangkutan barang-barangnya “mahal dan sangat fluktuatif”.
“Perusahaan akan menaikkan harga pada Juli untuk mengatasi biaya tambahan,” tegasnya.
4.Makanan Hewan
Kelangkaan lain juga akan mengenai makanan hewan (pet food) di AS. Ini karena kekurangan bahan baku termasuk kaleng aluminium.
Salah satu produsen makanan hewan Trader Joe mengumumkan April bahwa mereka akan menghentikan enam produk. Sulit, tegas perusahaan, untuk memprediksi kapan semuanya akan kembali normal.
“Sebagian merek makanan menjanjikan situasi akan menjadi lebih baik dalam empat dan enam bulan ke depan. Tapi yang lain mengatakan mungkin perlu waktu hingga satu tahun sebelum melihat beberapa produk mereka kembali tersedia,” kata salah satu manajer umum toko hewan peliharaan Minnesota, AS, kepada stasiun TV lokal KSTP, sebagaimana dimuat Nasdaq.com.
5. Susu Formula
Kelangkaan susu formula di AS bukan masalah baru. Ini sudah berlangsung sejak Februari.
Hal ini terjadi karena produsen Abbott Nutrition menarik semua produk karena ditemukan bakteri di dalamnya. Merek yang ditarik, menurut Nasdaq.com, antara lain Similac, Alimentum dan EleCare.
Penarikan ini memiliki implikasi dengan ditutupnya pula sebagian pabrik. Ini membuat banyak keluarga di AS berjuang mendapat susu formula.
Sebelumnya, untuk mengatasi persoalan ini, beberapa produsen seperti Reckitt Benckiser menaikkan produksinya. Sementara Nestle menambah pasokannya dengan mengirimkan barang dari Eropa.
6.”Kiamat” Tes Kesehatan MRI-CT Scan
Pewarna kontras sangat penting untuk visualisasi tes kesehatan. Ini adalah zat yang disuntikkan atau diambil secara lisan untuk membantu meningkatkan MRI, X-ray, atau studi CT scan.
Namun mengutip CNN International, sejumlah rumah sakit AS mulai meneriakkan kelangkaan. Akhirnya pemeriksaan sejumlah pasien ditunda.
Penguncian Shanghai, China, akibat Covid-19 disebut menjadi salah satu penyebab. Setidaknya ini diungkapkan GE, yang memiliki pabrik di sana.
7.”Kiamat” Rental Mobil
Covid-19 membuat AS mengalami penurunan permintaan wisatawan yang sangat besar. Ini telah mendorong perusahaan penyewaan mobil untuk menjual sebagian armada mereka.
Seiring pemulihan, banyak perusahaan yang masih sulit mendapatkan armada baru, dengan jumlah sama seperti pandemi. Ini karena produksi di industri manufaktur mobil telah melambat secara signifikan karena kekurangan chip semikonduktor yang berkelanjutan.
“Untuk perusahaan persewaan mobil, itu berarti persediaan rendah dan harga tinggi secara keseluruhan,” tulis Nasdaq menguti Bloomberg.
“Tarif sewa mobil harian di AS musim panas ini kira-kira dua kali lipat dari harga di musim panas 2019. Masih sulit di luar sana,” kata Juru Bicara Asosiasi Rental Mobil AS, Greg Scott mengatakan kepada Washington Post.
8.”Kiamat” Rumah
Pasar perumahan di AS juga kini tengah panas. Di tahun lalu saja, harga rumah naik 20% pada tahun lalu saja.
Kenaikan harga tersebut sebagian besar disebabkan oleh kekurangan persediaan perumahan akibat pandemi. Menurut data terbaru dari Realtor.com, ada 48,5% lebih sedikit perumahan dibandingkan dengan Mei 2020.
“Keterlambatan pengiriman dan kekurangan kayu dan bahan mentah lainnya membantu menaikkan biaya untuk pembangun rumah dan memperlambat laju konstruksi,” tulis Nasdaq.com.
“(Padahal) sama seperti permintaan untuk rumah baru mulai melonjak karena orang mencari lebih banyak ruang selama pandemi … Meski ada tanda-tanda bahwa konstruksi mulai pulih lagi tetapi harga yang sangat tinggi.”