JawaPos.com – Banyak elemen yang terkait dalam seksor pariwisata di Bali. Ketika pandemi datang pada awal 2020 lalu membuat mereka tiarap dan bahkan sudah gulung tikar.
Salah satu elemen yang terkait dalam sektor pariwisata adalah bisnis rental kendaraan. Tidak sedikit pelaku usaha ini merelakan asetnya ditarik pihak leasing (pembiayaan) atau menjual aset demi bisa bertahan hidup.
“Selama pandemi kami tidak lagi berpikir bisa melanjutkan usaha, tapi lebih pada bertahan hidup,” ujar Yono Supratikno, salah satu pelaku usaha rental mobil di Bali dalam diskusi virtual, Kamis (10/2).
Sikap itu dipilih karena tidak ada lagi wisatawan datang ke Pulau Dewata selama pandemi. Salah satu upaya cara untuk bertahan hidup adalah menjual aset atau melepas aset agar tidak menjadi beban.
Sebelum pandemi, Yono melakoni bisnis rental mobil secara konvensional. Belum begitu melek digital. Dia hanya benar-benar mengandalkan tamu langganan yang sering datang ke Bali.
Ketika pandemi datang, Yono bersama ratusan pelaku usaha rental mobil lainnya mengalami dampak. Yakni tutup usaha. “Hampir 70 persen usaha rental mobil tutup di Bali karena pandemi,” sebutnya.
Editor : Ilham Safutra
Saksikan video menarik berikut ini:
© PT Jawa Pos Grup Multimedia